Review Who Moved My Cheese oleh Spencer Johnson, M.D. // Book Review

Halo semuanya. Buku ini awalnya nggak keliatan menarik buat gue. First of all, it's yellow. I know I know, gue harusnya nggak liat dari covernya dulu. Tapi please covernya bener-bener kuning ugh :). Ini buku juga at first glance emang sejenis self-improvement book yangmana nggak begitu menarik bagi gue yang dulu ke gramedia cuman buat nyari novel hehe. Line 'cara jitu menghadapi lika-liku perubahan dalam kehidupan dan pekerjaan' di covernya juga bikin gue nggak pengen buat sekadar baca sedikit pun karena, jujur aja, gue suka skeptis sama kalimat promosi yang kayak begitu. Tapi, klise banget emang, buku kuning ini justru jadi salah satu buku favourite gue. Semakin tua, somehow, gue emang mulai beli buku di luar buku-buku fiksi. Bahkan, terakhir kalinya gue baca novel itu bulan Januari. Padahal, gue paling anti banget, dulu, buat beli buku self-improvement yang menurut gue cuman teori belaka. I think karma really does slap me wkwkwk.





Who Moved My Cheese yang gue punya ini versi Indonesianya dan harganya 98.000, yang versi Inggris cukup lebih muahal. Untuk bahasa, gue agak kurang enak bacanya, menurut gue, bahasanya agak kaku. Tapi, gue tetap bisa ngerti poin dari bukunya terlepas daru bahasanya yang cukup kaku. Gue nggak bakal banyak cerita isi dari buku ini karena harus banget dibaca sendiri biar seru. Buku yang bener-bener simple, tapi maknanya, menurut gue, cukup dalam dan penting yang sering kali nggak kita sadari. Who Moved My Cheese, sederhananya, ngasi tau cara untuk beradaptasi dalam berbagai perubahan, tapi cara penyampainnya menggunakan cerita pendek. Cerita tentang dua kurcaci dan dua tikus yang sama-sama mencari cheese di labirin. Nah, cheese ini diibaratkan sebagai semua hal yang kita inginkan dalam hidup, pekerjaa, nilai bagus, punya pacar, nikah sama Rendy Pandugo, dll. Dalam proses pencariannya, cheese itu ya bisa ada di bagian mana aja dari labirin. Inti dari cerita ini dilihat dari perbedaan keempat tokoh itu dalam mencari cheese; ketika mereka mencari dan akhirnya menemukannya, ada yang membentuk zona nyaman untuk tetap berada di bagian labirin tempat dari cheese itu dan ada yang  memasang radar untuk mengamati bagian labirin itu; mengamati apakah cheese akan hilang dan apakah mereka perlu mencari cheese  di bagian labirin yang berbeda. Yap, simply it's all about bagaimana kita merespon lingkungan kita, mau tetep ada di zona nyaman atau exploring everything we can explore. 

Menurut gue, siapa pun cocok untuk baca buku ini, tapi buku ini paling cocok buat lo yang merasa hidup tidak adil ketika lo diputusin pacar, sistem ujian lo yang dulunya pilihan ganda jadi esai, dapetin jurusan yang nggak diidamkan, intinya buat lo yang merasa terjebak di suatu situasi yang nggak sesuai dengan apa yang lo harapkan;). Ketika lo tersenyum atau bahkan ngakak saat baca ini, then the book does its job well; changing your perspective. 

---

<3 Thankyou for reading, bhy hlavya. 

Comments