GALAU MILIH PRODI

Halo, my previous post was about the end of my senior-high-school-year, jadi ceritanya post ini lanjutan dari post sebelumnya ya hehe udah macam sinetron aja. Lagi nyicil banget nieh ngeblog haha. Anyway, her journey ke mana yak? Perguruan Tinggi Negeri. Mulai dari nyari jodoh prodi (program studi) yang gue minatin, universitas, and the struggles, of what? Of walking on this path of my life, my higher level of life.
Tapi disini gue mau cerita tentang hal yang bikin gue pusing dan mules berkepanjangan for the past 6 months, yap as the title you can see:  PRODI or jurusan kuliah. Kalau dulu gue sampai nyari di gugel "Galo milih prodi" (itu serius gue ngetik begitu) now I have my own writing about it. 

Untuk masalah ini gue udah pernah kan ya cerita di post HABIS LULUS MAU LANJUT KE MANA?Nah, buat apa gue ngepos hal yang sama lagi? No, kali ini beda. Kalo disana gue bilang gue belum ada solusi buat permasalahan luar biasa ini, now I have. But first of all let us congratulating laras for finally making her own decision :v. I love sharing my way in (kind of) solving my problem and my way to solve it may or may not work on you, ya siapa tau membantu :). 

By the way, remember my post titled Life Goal? Di post tsb berisi curahan opini gue mengenai ya life goal yang direndahkan oleh beberapa orang. Di sana gue agak curhat mengenai ketertarikan gue di psikologi, walaupun belum mantap banget waktu itu, sekarang gue udah bisa bilang:

I CHOSE PSYCHOLOGY
yey akhirnya bisa dengan mantap mendeklerasikan ini.

Dalam perjalanan menentukan prodi tentunya sangat tidak mudah dan banyak baday yang menghadang, they are:
Opini yang dipaksakan oleh orang sekitar. Gue mengerti kalau setiap orang punya pandangan dan opini masing-masing dalam menjalani hidup. Tentang apa pun itu, termasuk masalah memilih prodi. Ada banyak hal yang menjadi pertimbangan setiap orang untuk menentukan pilihan sulit ini. And that's totally fine if all of us having different perspectives. But too bad, they are still some people who need to learn how to respect others' perspectives and choices. 

Banyak orang yang nyuruh gue untuk masuk di prodi yang mereka inginkan dan mostly NYURUH gue masuk pendidikan dokter. Let's be honest ya, memang masih banyak banget yang menerapkan mindset "this prodi is better than that", mungkin dilihat dari beberapa pandangan sehingga bisa menerapkan pola mindset begitu ya it's your opinion and it's ok to have personal opinion like that but it is not ok to force people to accept your opinion, let alone it is about someone else's decision, goal, and FUTURE. Everyone has a right to choose their own path, dalam hal ini to choose their own prodi. Nih ya gue certiain contohnya, saat gue lagi duduk di sebuah kursi mall sendirian, ada seorang ibu ikut duduk di sebelah gue.  Si ibu ini memulai pembicaraan gitu deh, dan di saat dia bertanya gue kelas berapa dan dengan bego gue bilang secara jujur kalau gue menjabat status kelas 12, jadilah topiknya mengenai kuliah. Si ibu nanya gue mau lanjut ke prodi apa, gue jawab aja nggak tau, jujur ya rasanya aneh banget berdiskusi mengenai hal beginian ke orang asing hehe. Tapi kampretnya, si ibu ini nyuruh gue buat lanjut ke prodi pendidikan dokter. Itu kenapa tulisan "nyuruh" gue ketik dengan lebay? Karena si ibu ini bener-bener kelewatan. First of all, this is about someone else's choice as I said before, nyuruh mereka buat mengikuti opini elo doang, it is so pathetic. Second, she was a stranger to me and I was too to her, dimana letak jiwa manusianya si ibu ini dengan nyuruh gue memilih prodi begitu aja bak memilih mau makan eskrim rasa apa? Third, ketek gue bau dokter atau bagaimana ya sampai orang asing pun nyuruh gue lanjut ke prodi tsb? Itu baru satu contoh aja, I have been through in the same condition for many times. But, again ya as in my previos post, it is all beyond my control :). 

What did I do then? Jujur gue jadi merasa tertantang *ea gue gampar ni bocah* untuk membuktikan ke mereka semua kalau gue bisa hidup dengan pilihan gue sendiri. Gue juga selalu memotivasi diri sendiri dengan apa tujuan gue milih psikologi. Di awal memang sempat goyah dengan prinsip gue, tapi gue tetep menjalankan prinsip "mending gue gagal di pilihan gue sendiri daripada jalanin hidup atas pilihan orang lain" nekat ya, iya. Intinya untuk masalah prodi ini, dari gue yang terpenting motivasi. It is the boost to your future. Praying to God untuk memudahkan dan melancarkan apa yang gue pilih sendiri juga gue lakukan untuk menguatkan diri. Astungkara everything will be fine. Gue tau dan kenal beberapa orang yang pilihan hidupnya ditentukan oleh orang tua mereka, entah itu dengan alasan prodi A lebih gampang dapat kerja atau alasan lainnya, I really am praying the best for them. Gue personally masih percaya dengan the power of minatbakat:) so, screw their suruhan. 

Buat yang masih esempe, kelas 10, atau kelas 11, gue sangat amat menyarankan kalian untuk memilih prodi apa yang kalian minati. Jangan banget memilih suatu prodi atau ragu memilih prodi karena kata orang begini atau begitu, ya memangnya dia pernah menjalani semua prodi? Untuk mendengarkan saran mereka juga boleh buat menambah wawasan, tapi pilihan tetap ada di elo. Mungkin juga ada beberapa yang prodi pilihan nggak direstui orang tua, just ask them why nggak direstui dan elo harus punya argumen buat mendukung kenapa elo milih prodi tsb. 

Untuk masalah orang tua tadi, gue pernah mengalaminya kok. Opini orang tua gue yang begitu sedangkan gue begini. Tapi, gue saat itu yea masih susah banget mengontrol emosi alhasil malah jadi berdebat hehe. Nggak untuk ditiru ya, coba jelasin ke mereka dengan sabar dan tenang ;).

Labil. Untuk lanjut ke prodi psikologi ini memang salah satu cita-cita gue waktu esempe dulu yang gak pernah gue ceritain ke siapapun other than myself :v. I declared my goal untuk di dunia psikologi dengan mantap di kelas 12, beberapa bulan sebelum ujian masuk PTN.  

Untuk akhirnya milih psikologi pun sempat diragukan oleh diri sendiri hehe. Gue ini anaknya lumayan labil-labil ngeselin gitu :). Nih ya beberapa kelabilan gue sebelum mantepin di psikologi:
-I was having an interest in hubungan internasional, ini karena gue ikut English debate club di esema, bahasannya ya tentang sosial, politik, ekonomi, dan gue lumayan tertarik dengan begituan. 
-In ilmu komunikasi, gue sering berimajinasi kalo gue kerja di magazines company karena emang gue suka baca majalah dan gue suka banget sama film 13 going on 30, disana pemeran utamanya kerja di majalah (YOU SHOULD WATCH IT!) dan yaa gue suka ngeblog walopun ngawur kayak begini. 
-Di sastra Inggris juga I was into it, ini sih basically karena my favorite subject was English. 
-Last one is sastra Prancis, gile. Jadi, pas gue mandi, gue merenung, masih stres soal prodi, sastra Prancis just popped in my mind from no where:). Gue mikirnya sih ntar kuliah dengan prodi ini terus cus kerja di Prancis haha. Since I read blog-blog orang yang ada di prodi ini terus mereka pada terbang ke Prancis buat kerja.

Gimana, ngeselin kan gue? Otak gak gede-gede banget tapi pengennya sebanyak itu :). Gimana akhirnya gue bisa jadi manusia yang tau diri dengan milih hanya salah satu dari mereka? baca: gimana gue menentukan prodi? (including psikologi ya). Motivation is the key. Jadi, gue bayangin diri gue dengan pekerjaan yang berhubungan dengan masing-masing prodi. Gue bayangin tiap hari untuk sisa usia gue, gue melakukan hal tsb. And it worked. Sedikit demi sedikit gue coret prodi-prodi tsb dari list gue. Akhirnya tersisa dua prodi yangmana gue menemukan motivasi kuat untuk menjalaninya; psikologi and ilmu komunikasi. Gue juga ikut tes minat bakat di seorang psikolog (thanks to Denda yang bikin gue ikut tes beginian), hasilnya adalah gue berminat di bidang literary (berhubungan dengan tulis-menulis), persuasi (berhubungan dengan kegiatan sosial), dan musik (ya lo tau musik itu gimana). Untuk yang terakhir gue langsung coret dari list tujuan prodi gue, itu minat nyasar banget ya rasanya :'v. Gue hanya menjadikan musik sbg hobby gue aja. Untuk milih salah satu dari dua prodi tsb, gue tetap melakukan cara berimajinasi. Dari berimajinasi tsb gue bisa ngerasain dimana motivasi gue yang lebih tinggi. To be honest dengan waktu semepet itu (beberapa bulan sebelum SBMPTN) bener-bener susah banget ngerasain dimana motivasi gue yang tinggi, jadi buat yang masih esempe, kelas 10, atau kelas 11, gunakan waktu elo buat mikirin hal ini. Jangan merasa "ah masih lama kok" jangan, itu kebegoan gue dulu, justru lebih besar lagi kemungkinan elo buat lolos masuk PTN (kalau lo pengen kuliah di PTN) dengan lo mantepin sedini mungkin lo maunya apaan. Bisa disimpulkan cara gue dalam memantapkan prodi: 


  1. Buat list prodi yang elo MINATIN. Tuh kayak gue, gapapa banyak-banyak, rajin-rajin buka gugel buat cari informasi mengenai apa yang lo suka dan di prodi mana minat elo itu. Gue sih nggak pakai tulis di kertas gitu ya, gue simpan di otak aja, tapi menurut gue akan lebih bagus lagi kalau dibuatin catatan khusus prodi yang elo pengen. Sekalian deh lo tulis pekerjaan yang bisa lo dapet dari prodi-prodi tsb, hal yang bakal elo geluti disana, dll. Intinya rajin mencari informasi aja, lebih enak lagi kalau sama orang yang benar-benar di bidang tersebut. Kalau gue hobby banget baca blog orang yang mengalami langsung di bidang yang gue minati, jadi bisa lebih kebayang deh tentang prodi tersebut. 
  2. Olahraga otak (berimajinasi). Setelah terkumpul prodi-prodi tsb bayangin satu per satu kalo lo nantinya bakal hidup dengan dunia tsb. Rasain deh nanti lo nyamannya dimana. Misal untuk prodi A lo nantinya bakal kerja di dunia hukum, ambil contoh pekerjaan dari dunia tsb like pengacara. Lo bayangin tuh lo jadi begituan. Lo harus rajin nih buka internet dan explore berbagai jenis prodi dengan pekerjaannya ya. Sepengalaman gue, step ini yang paling membantu banget buat meyakinkan diri sendiri. Apalagi kalau lagi mandi, tapi nggak enaknya gue suka lost control soal imajinasi ini. Kadang berimajinasi di saat yang nggak tepat, contohnya sebelum tidur. Gue pernah sampai nggak bisa tidur karena memikirkan prodi. Jadi, saran gue lo harus bisa mengontrol isi kepala lo. Usahakan kalau waktu tidur lo nggak usah lagi mikirin apa-apa. Iya, memang susah. Coba deh bilang sama diri sendiri "Oke, gue bakal mikirin ini besok. Sekarang tidur aja dulu" and yes I did it :). 
  3. Tes minatbakat. Sebelumnya gue nggak pernah kepikiran buat pergi ke RSJ dan mengikuti tes minatbakat ini :). Tapi, gue benar-benar bersyukur gue jadi ikut tes tsb, gue jadi semakin mengerti mengenai gue ini gimana sebenarnya karena nggak hanya untuk mengetahui minat dan bakat gue, tapi juga mengetahui sifat-sifat gue yang perlu diservice. Saran gue sih ini perlu banget supaya lo lebih mantap lagi dengan diri lo sendiri, sekalian juga konsultasi dengan psikolog yang mengadakan tes tsb. Enak loh dengerin psikolog berbicara, adem~ Thanks to Denda yang udah berbagi kisah tentang tes minatbakat dan thanks to Adit yang menyarankan gue ke Bu Diana (the psychologist). Untuk biaya gue lupa exactly berapa tapi berkisar 200ribuan, worth it banget menurut gue. 
  4. Perlahan tapi pasti, mulai coret beberapa prodi satu demi satu. Mungkin ini bakal susah buat yang masih merasa "Gue pengen jadi ini tapi gue juga suka sama hal itu". Now, lo harus sadar prioritas lo yang mana. Sadari elo mau "hidup bareng" dengan bidang yang mana. Dengan rajin mencari informasi dan berimajinasi, puji Tuhan itu mempermudah untuk menentukan prioritas lo yang mana. Untuk masuk PTN sendiri lo diberi kesempatan untuk memilih maksimal tiga prodi. Jadi, kalau lo masih kesulitan corat-coret prodi, coba pilih maksimal 3 aja dari mereka.  Apalagi kalau udah tes minatbakat, lo mulai lebih mengenal diri sendiri yakan. 
Yap itu dia dua main problems gue dalam menentukan prodi. Lah cuman dua, katanya banyak baday yang menghadang? those are the real problems in life, kawan-kawan :). They are more than just nggak buat PR lalu dihukum. This thing, for me, has a long term for my future.


Untuk poin terakhir udah kesimpulan masih panjang juga yak maaf ya gue ngawur begini, semoga lo mengerti aja deh tentang cara-cara gue dalam menentukan prodi. Tapi nih ya, setelah gue mengikuti tes minatbakat, gue masih juga galau. Yap, tentang dua kandidat yang bikin gue dilema banget. Gimana caranya gue pada akhirnya memilih psikologi? Cara gue hanya dua: baca blog orang dan berimajinasi ;). 

Kuliah bukan hal yang main-main ya, jadi gue benar-benar memikirkan prodi yang gue minati dan gue harus banget hal ini murni keputusan gue sendiri. Makanya, gue bela-belain ke RSJ demi mengikuti tes minatbakat. 

Semoga siapa pun lo yang baca cerita gue kali ini bisa menambah wawasan kalian dalam menentukan prodi, take your time to think about it clearly.

Thank God I have my loves to always be by my side even though sometimes we had different perspectives; my parents. Also Adit, Indi, and Denda who support me no matter what, loveyou all <3.

Anyway buat yang pengen baca artikel mengenai cara mengatasi kegalauan milih prodi yang baik dan benar, nggak hanya cerita ngawur kayak gue, gue nemu artikel yang bagus banget dari zenius https://www.zenius.net/blog/3984/rumus-memilih-jurusan-kuliah diklik aja ya.



Comments

  1. that "ketek gue bau dokter" got me rollin :))) namanya juga di indonesia ahahah, well, depressing it is, making plans for the future :") at least we listened to the voice deep in our heart, not the voices full of ambition from other people who loves to ngatur2 isi otak org >.< anyway jd kangen nntn 13 going on 30 and anyway the razzles u handed to me 2 years ago when u came back from dubai is still in my special box =))! xoxo

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huahahah. Wait, what? u haven’t eaten it til this second??? : ))))

      Delete
    2. ya :"D i was about to eat it like months ago, but it has expired ternyata, and then i was like okesip jadi barang kenang2an :"v

      Delete

Post a Comment